
Kandungan zat gizi yang terkandung dalam susu formula dibuat sedemikian rupa agar mirip dengan kandungan gizi dalam ASI, namun susu formula tetap tidak bisa menyamai kebaikan ASI. Dalam susu formula jelas tidak terkandung antibodi seperti yang terdapat dalam ASI. Sehingga, sebaik apapun kandungan gizi dalam susu formula tidak akan dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi seperti yang mampu diberikan oleh ASI.
Dalam hal penyajian pun, susu formula lebih mudah terpapar oleh kuman dan bakteri. Oleh karena itu, pemberian susu formula harus diperhatikan dengan baik, mulai dari kelengkapan kandungna gizinya sampai cara penyajiannya, untuk mencegah bayi terkena penyakit infeksi.
Aturan Memberikan Susu Formula
Tidak seperti saat memberi ASI, pemberian susu formula untuk bayi baru lahir harus benar-benar diperhatikan. Berikut adalah hal-hal yang harus menjadi perhatian antara lain:
1. Takaran dan frekuensi pemberian susu formula
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memberikan susu formula untuk bayi baru lahir adalah takaran dan frekuensi pemberiannya. Susu formula memang kurang mudah untuk dicerna bayi yang baru lahir bila dibandingkan dengan ASI. Karenanya, bayi baru lahir tidak perlu diberi susu formula sesering bayi yang menyusu ASI.
Seiring berkembangnya ukuran lambung bayi, kebutuhannya akan susu menjadi semakin bertambah. Lambung bayi baru lahir hanya seukuran kelereng (6 – 12 ml), setelah berusia tiga hari, ukuran lambung membesar menjadi seukuran bola bekel (22 – 30 ml. Dan pada saat bayi berusia 7 hari, ukuran lambungnya menjadi seukuran bola pingpong (45 – 60 ml).
2. Pilih botol khusus untuk bayi
Pastikan hanya memilih botol susu yang berlabel BPA-free dan yang terbuat dari polimer berjenis polietilen dan polipropilen, kedua bahan plastik ini cenderung aman untuk bayi. Sebaiknya hindari kebiasaan merebus botol untuk mensterilkannya, karena kandungan mineral dalam air yang digunakan untuk merebus akan membuat kerak pada permukaan botol bayi.
Gunakan strerilisator yang dipercaya lebih aman untuk menstresilkan botol bayi. Temperatur tinggi dapat memicu lepasnya bahan kimia dari plastik botol susu.
3. Jaga kebersihan botol bayi
Hal lain yang harus sangat diperhatikan saat memberikan susu formula untuk bayi baru lahir adalah adalah kebersihan botolnya. Peluang susu formula untuk terpapar kuman dan bakteri lebih besar daripada ASI, sehingga tingkat ke-sterilan bagi bayi cukup riskan.
Pastikan Anda membersihkan botol dengan benar sebelum memberikannya kepada bayi Anda. Bukan hanya pada botolnya, tetapi juga tutup dan dotnya. Anda dapat membersihkannya dengan air hangat dan sabun khusus botol bayi setiap setelah dan sebelum botol tersebut dipakai. Gunakanlah sikat khusus botol bayi agar seluruh sisi botol dapat di jangkau saat membersihkannya.
4. Ikuti petunjuk cara membuat susu
Penting bagi Anda untuk menjaga kebersihan tangan Anda sebelum membuat susu untuk bayi Anda. Cuci tangan Anda dengan sabun, dan keringkan dengan lap bersih. Baca dengan seksama petunjuk cara menyajikan susu yang tertulis dalam kemasan. Pastikan temperatur air yang digunakan untuk menyeduh tidak terlalu panas, karena akan menyebabkan rongga mulut bayi Anda terbakar.
5. Teliti saat membeli dan menyimpan susu

Perhatikan selalu tanggal kedaluwarsa susu formula yang Anda beli. Selain itu, perhatikan juga keutuhan kemasannya, pilihlah kemasan yang masih bagus dan tidak rusak agar isi susu di dalamnya tetap terjaga.
Cara penyimpanan susu formula juga harus menjadi perhatian Anda. Simpan susu dalam kemasan kedap udara di tempat yang sejuk, dan jangan dimasukan ke dalam kulkas. Temperatur yang terlalu dingin menyebabkan susu menggumpal dan tentu saja menjadi sulit larut dalam air yang tidak terlalu panas.
Perhatian Anda dalam menyiapkan dan menyimpan susu formula menjadi sesuatu yang penting untuk bayi Anda. Karena hanya susu lah makanan yang akan dikonsumsi bayi, sehingga kebersihan dan cara menyajikannya harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan efek negatif bagi bayi.